share
share

DnR: November 2012

Selasa, 27 November 2012

Animasi Loading di Visual Basic


Animasi Loading di Visual Basic - Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan tips atau tutorialtentang pemrograman visual basic yaitu mengenai Animasi Loading. Berikut langka-langkahnya dalammembuat animasi loading di visual basic:

1.Buatlah project baru di  Microsoft Visual Basic 6.0
2.Buatlah 2 Form sekaligus. Form1 untuk animasi loading dan Form2 untuk menampilkan setelah loading.
3.Di dalam form1 kalian tambahkan component ProgressBar dan Timer. ProgressBar bisa kalian dapatkan dengan menambahkan component Microsoft Windows Common Controls 6.0(SP6) seperti tampilan di bawah ini:


4.Gantilah interval pada timer menjadi 200
5.Lalu isikan coding di bawah ini caranya klik dua kali pada timer

Private Sub Timer1_Timer()If ProgressBar1.Value >= 100 Then
Unload Me
Form2.Show
Else
ProgressBar1.Value = ProgressBar1.Value + 10
End If
End Sub
6. Jika sudah silahkan jalankan. Maka progressbar akan jalan dan form2 pun muncul.

Tips di atas bisa kalian kembangkan sendiri misalnya digunakan saat login ataupun yang lainnya. Semoga tips pemrograman tentang animasi loading di visual basic di atas bermanfaat ^^

Senin, 26 November 2012


Tutorial Membuat Animasi Bola Bergerak-Gerak Di Visual Basic 6.0

RABU, 28 SEPTEMBER 2011
Pada tutor ini, Anda akan membuat suatu aplikasi contoh pembuatan aplikasi animasi sederhana. dalam hal ini anda akan membuat bola yang bergerak-gerak baik itu ke atas, ke samping atau ke bawah. Untuk lebih jelasnya, ikuti langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:

1. Buatlah aplikasi baru kemudian desain form tersebut dengan menambahkan dua buah CommandButton,
    sebuah Timer dan lima buah Image.

2. Sempurkan desain form dengan menambahkan gambar pada kelima kontrol image tersebut, misalnya
    gambar bola basket yg terdapat pada direktori anda. jika pada direktori anda sama sekali tidak ada
    gambar
    yg menyerupai bola, anda dapat membuatnya terlebih dahulu dengan menggunakan MSPaint milik
    Windows.
    Berikut adalah hasil akhir desain form tersebut.

3. Ketikkan listing programnya bro seperti ini :

Private Sub Command1_Click()
Timer1.Enabled = True
End Sub

Private Sub Command2_Click()
Timer1.Enabled = False
Image1.Visible = True
Image2.Visible = False
Image3.Visible = False
Image4.Visible = False
Image5.Visible = False
End Sub

Private Sub Form_Load()
Timer1.Interval = 500
Timer1.Enabled = False
Form1.BackColor = vbWhite
Command1.Caption = "Start"
Command2.Caption = "Stop"
Image1.Visible = True
Image2.Visible = False
Image3.Visible = False
Image4.Visible = False
Image5.Visible = False
End Sub

Private Sub Timer1_Timer()
If Image1.Visible = True Then
    Image1.Visible = False
    Image2.Visible = True
    Image3.Visible = False
    Image4.Visible = False
    Image5.Visible = False
ElseIf Image2.Visible = True Then
    Image1.Visible = False
    Image2.Visible = False
    Image3.Visible = True
    Image4.Visible = False
    Image5.Visible = False
ElseIf Image3.Visible = True Then
    Image1.Visible = False
    Image2.Visible = False
    Image3.Visible = False
    Image4.Visible = True
    Image5.Visible = False
ElseIf Image4.Visible = True Then
    Image1.Visible = False
    Image2.Visible = False
    Image3.Visible = False
    Image4.Visible = False
    Image5.Visible = True
ElseIf Image5.Visible = True Then
    Image1.Visible = True
    Image2.Visible = False
    Image3.Visible = False
    Image4.Visible = False
    Image5.Visible = False
End If
End Sub







4. Jalankan aplikasi tersebut dan klik pada tombol Start dan lihat hasilnya. untuk proses pengembalian
    aplikasi tersebut, cukup klik  Stop.

Sabtu, 24 November 2012


AGAR sampah bisa dijadikan sebagai bahan baku kompos, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemilahan sampah sesuai jenis. Saat ini memang masih terasa sulit memilah-milah sampah. Namun, bila sejak awal sudah dibiasakan, pemilahan akan lebih mudah dilakukan. Pemilahan sebaiknya sudah dilaksanakan sejak tingkat rumah tangga, pasar, atau komunitas lain. Sampah organik dipisah dari sampah non-organik. Caranya, dengan menempatkan masing-masing jenis ke dalam kantong plastik yang berbeda warna. Misalnya kantong plastik bening untuk sampah organik, kantong plastik putih untuk sampah kertas/karton, dan kantong warna hitam untuk jenis sampah lainnya.
Sampah hasil pemilahan lalu dikirim ke titik RT (first line point). Selanjutnya, oleh petugas yang dibiayai oleh masyarakat, sampah itu dibawa ke titik pengumpulan RW (second line point). Dari situ dibawa ke tingkat kelurahan (third line point), untuk kemudian diangkut ke pabrik kompos. Sedangkan sampah nonorganik seperti besi dikirim ke pedagang besi tua, sampah plastik ke pabrik plastik daur ulang, sampah kertas/karton ke pabrik kertas/karton daur ulang. Demikian pula dengan sampah berupa kaca.
Di pabrik kompos, sampah organik langsung dicacah menjadi halus. Setelah itu, dibawa ke lokasi pembuatan kompos yang letaknya di tempat yang sama. Para pemulung yang jumlahnya begitu banyak dapat dilibatkan dalam pembuatan kompos ini. Proses pembuatan kompos ini sangat sederhana sehingga mereka jika dilatih akan menguasainya dengan cepat. Jika proses ini dapat diselesaikan dalam waktu sehari selesai (one day finish), bau busuk akan hilang dengan sendirinya.
Sampah organik dapat dibuat menjadi kompos hanya dalam waktu dua minggu, sisanya memerlukan waktu lebih lama. Sisanya, sebanyak 15-20 persen sampah organik yang tak terurai akan dibakar dan arangnya bisa dimanfaatkan untuk menaikkan pH tanah dan mengikat unsur logam berat yang beracun.
Kebutuhan lahan
Lahan yang diperlukan sekira 1 m2 per 2 m3 sampah dikalikan potensi jumlah sampah yang ada dan waktu yang diperlukan untuk mengolah sampah. Misalnya, produksi sampah mencapai 150.000 ton/bulan, lahan yang dibutuhkan mencapai 15 ha. Lahan tersebut bisa dibagi menjadi 3-4 lokasi agar jarak tempuh kendaraan pengangkut tidak terlalu jauh. Setiap pekerja dapat membuat kompos sekira 1 ton/hari. Jika tiap kg kompos “dibeli” dengan harga Rp 25,00/kg, mereka akan mendapatkan penghasilan Rp 25.000,00 hari. Sampah organik sebanyak 2.000 ton setelah diolah dan disaring akan menjadi 1000-1200 ton saja atau dengan angka konversi 50-60 persen. Sisanya menguap.
Biaya pembuatan kompos sekira Rp 75,00 – Rp 100,00/kg, termasuk biaya pembelian mikroba pelapuk bahan organik sebesar Rp 6.000,00 – Rp 33.000,00/ton sampah. Jika harga jualnya sekira Rp 200,00/kg maka kompos ini akan laris terjual. Saat ini harga kompos di pabrik sekira Rp 350,00 – Rp 1.50,00/kg, umumnya hanya terserap oleh tanaman hias dan beberapa jenis tanaman hortikultura dan pangan. Kompos sangat dibutuhkan untuk lahan pertanian karena fungsinya yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Kesuburan kimia dan fisik tanah akan bertambah dan selanjutnya akan meningkatkan produksi tanaman. Di bidang perikanan, misalnya tambak umur pemeliharaan ikan dapat dipersingkat. Areal bekas pertambangan akan sangat baik jika diberi kompos, lahan yang sudah rusak dapat ditanami kembali.
Kandungan hara
Kompos yang baik mengandung unsur hara makro Niotrogen > 1,5 % , P2o5 (Phosphat) > 1 % dan K20 (Kalium ) > 1,5 %, disamping unsur mikro lainnya. C/N ratio antara 15-20 , diatas atau dibawah itu kurang baik. Untuk kepentingan bisnis, pupuk kompos yang dihasilkan harus mempunyai kualitas yang ajek dan supply yang berkesinambungan.
Pupuk kompos untuk tanaman organik, jika unsur haranya kurang dapat ditambah dengan bahan organik lainnya. Nitrogen dapat ditambahkan urine ternak, mikroba pengikat Nitrogen, pupuk organik yang berasal dari hewani seperti ikan, darah, dll. Phosphat dapat ditambahkan dari pupuk guano atau rock phosphat, dapat juga dicampurkan dengan mikroba pelepas phosphat. Kalium dapat ditambahkan dari arang/abu batok kelapa/kelapa sawit, abu bekas incenerator, dll.
Pupuk kompos yang tidak diperuntukkan bagi tanaman organik, selain dari campuran di atas dapat pula diberikan campuran dengan pupuk buatan. Jadi, pupuk seperti ini hanya dipergunakan untuk tanaman nonorganik. Karena bahan baku sampah tidak tetap, diperlukan campuran dengan bahan lain agar kualitasnya terjaga. Quality control harus diterapkan di sini, sehingga orang yang membeli benar-benar puas.
Jenis kompos
Produksi kompos dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok. Pertama, kompos murni. Pupuk ini ditujukan untuk lahan tanaman organik, namun juga dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik. Kedua, kompos plus mikroba (pengikat N dan pelepas P). Pupuk yang telah diperkaya ini juga diperuntukkan untuk lahan pertanian organik, namun juga dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik (biasa). Ketiga, kompos plus pupuk buatan. Pupuk ini hanya dapat digunakan untuk lahan pertanian nonorganik
Pada dasarnya kompos dapat meningkatkan kesuburan kimia dan fiisik tanah yang selanjutnya akan meningkatkan produksi tanaman. Pada tanaman hortikultura (buah-buahan, tanaman hias, dan sayuran) atau tanaman yang sifatnya perishable ini hampir tidak mungkin ditanam tanpa kompos. Demikian juga di bidang perkebunan, penggunaan kompos terbukti dapat meningkatkan produksi tanaman. Di bidang kehutanan, tanaman akan tumbuh lebih baik dengan kompos. Sementara itu, pada perikanan, umur pemeliharaan ikan berkurang dan pada tambak, umur pemeliharaan 7 bulan menjadi 5-6 bulan.
Selain itu, kompos membuat rasa buah-buahan dan sayuran lebih enak, lebih harum dan lebih masif. Hal inilah yang mendorong perkembangan tanaman organik, selain lebih sehat dan aman karena tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia rasanya lebih baik, lebih getas, dan harum. Penggunaan kompos sebagai pupuk organik saja akan menghasilkan produktivitas yang terbatas. Penggunaan pupuk buatan saja (urea, SP, MOP, NPK) juga akan memberikan produktivitas yang terbatas. Namun, jika keduanya digunakan saling melengkapi, akan terjadi sinergi positif. Produktivitas jauh lebih tinggi dari pada penggunaan jenis pupuk tersebut secara masing-masing.
Selain itu, air lindi yang dianggap mencemarkan sumur di lingkungan TPA dapat dijadikan pupuk cair atau diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke saluran umum. Keuntungan lainnya dengan dihilangkannya TPA (tempat pembuangan akhir) dan diganti dengan TPK (tempat pengolahan kompos) alias pabrik kompos, lahan untuk sampah ini tidak berpindah-pindah, cukup satu tempat untuk kegiatan yang berkesinambungan.
Dengan demikian, pembuatan kompos dari sampah organik perkotaan akan sangat menguntungkan. Pemkot pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Jika dalam sehari ada 5.000 ton sampah, dalam sehari tersedia 3.500 ton sampah organik yang siap dikonversi menjadi kompos. Dengan asumsi 1 kg sampah organik bisa menghasilkan 0,6 kg kompos, dalam sehari bisa dihasilkan 2.100 ton kompos. Dalam sebulan tersedia 63.000 ton kompos. Jika tiap kg kompos dijual dengan harga Rp 200,00, gross income per bulannya mencapai 12,6 miliar dan net income Rp 6,3 miliar. Lumayan besar. Jadi, kenapa tidak coba dimulai mendirikan pabrik kompos.***

Kamis, 22 November 2012

Download EMULATOR PS2 (Pcsx2) Full + Cara Setting

Memainkan game PS2 di PC siapa yang tidak mau? kalau sebelumnya saya sudah membahas mengenai Emulator PSX kali ini saya akan membahas tuntas mengenai Emulator PS2 plus cara settingnya agar Emulatornya bisa jalan aman lancar di PC kamu, oke dari pada saya ngebacot gak jelas lebih baik kita mulai dari step pertama.

Minimum System Requirement :
  • Prosesor: Minimum dual core (Recommend core2duo)
  • VGA : Minimum Gforce 6600 atau ATi Radeon X1300
  • RAM : Minimum 512MB (windows XP) atau 1GB (windows 7)
  • Support Windows XP / Windows 7 32 dan 64 bit


Oke kalau udah didownload di Extract, Run program Pcsx2nya pilih Configuration lalu sesuaikan setting kamu seperti gambar dibawah ini, jangan lupa set Plugins dan Biosnya yang udah ada di dalam Folder Plugins dan Bios, atau kalau kamu mau yang terbaru bisa cari di mbah google.

Setelah semua nya beres tinggal Run DVD Ps2 kamu, atau yang ingin memakai File ISO game Ps2 gunakan Ultra ISO untuk menjadikan DVD Ps2 menjadi file ISO, setelah di jadikan file ISO kini kamu tidak akan memerlukan DVD Ps2nya lagi^^
[Download UltraISO]
Password : d'Niell Soft 
sumber : http://idhoemperor.blogspot.com

Selasa, 20 November 2012

MODEL SDLC










 Model Agile
Pengembangan perangkat
lunak Agile adalah metodologi
pengembangan perangkat
lunak berbasis pada
pengembangan iteratif dan
incremental, dimana
persyaratan dan solusi
berkembang melalui kolaborasi
antara self-pengorganisasian,
tim lintas-fungsional.

Model ini difokuskan untuk
mengembangkan sistem yang
sangat adaftif terhadap
perubahan requirment dan
meresponnya dengan cepat.
12 prinsip dasar manifesto agile:
1. Kepuasan pelanggan dengan membangun sistem
secara cepat dan bermanfaat
2. Adaftif terhadap perubahan requirment walau diakhir
pengembangan sistem
3. Kinerja sistem diinformasikan secara berkala
4. Kinerja sistem dapat diukur kemajuaannya
5. Pengembangan berkelanjutan dan dimaintanance
secara rutin
6. Kedekatan yang erat antara owner(bisnisman) dengan
pengembang
III.3. Model Agile
7. Komunikasi terbaik dengan face-to-face untuk
mendiskusikan pengembangan sistem
8. Project dibangun berdasarkan motivasi individu yang
dapat dipercaya
9. Perhatian yang berkesinambungan untuk keunggulan
teknis dan desain yang baik
10. Sederhana
11. Tim yang mandiri
12. Secara rutin mengadaptasikan perubahan terhadap
kebutuhan
















III.4. Model Iterative dan Incremental
Model ini adalah inti dari
siklus pengembangan sistem
yang merespon terhadap
kelemahan model Waterfall
Diawali dengan planning
project dan diakhiri dengan
deployment/distribusi dengan
siklus interaktif diantara
keduanya.





Model XP
Extreme Programming (XP) adalah             
metodologi pengembangan
perangkat lunak yang dimaksudkan
untuk meningkatkan kualitas
perangkat lunak dan daya tanggap
terhadap perubahan kebutuhan
pelanggan.
Sebagai jenis pengembangan
perangkat lunak yang cepat
sehingga siklus pembangunan
pendek (timeboxing), dengan
maksud untuk meningkatkan
produktivitas dan mengadakan
pemeriksaan di mana persyaratan
pelanggan baru dapat diadopsi.

V Shaped Model in SDLC


V-Shaped Model

Just like the waterfall model, the V-Shaped life cycle is a sequential path of execution of processes.  Each phase must be completed before the next phase begins.  Testing is emphasized in this model more so than the waterfall model though.  The testing procedures are developed early in the life cycle before any coding is done, during each of the phases preceding implementation. Requirements begin the life cycle model just like the waterfall model.  Before development is started, a system test plan is created.  The test plan focuses on meeting the functionality specified in the requirements gathering.

              Project and Requirements Planning – allocate resources
              Product Requirements and Specification Analysis – complete specification of the software system
              Architecture or High-Level Design – defines how software functions fulfill the design
              Detailed Design – develop algorithm for each architectural component
               Production, operation and maintenance – provide for enhancement and corrections
              System and acceptance testing – check the entire software system in its environment
              Integration and Testing – check that modules  interconnect correctly
              Unit testing – check that each module as expected.
              Coding – Transforms algorithms into software

The high-level design phase focuses on system architecture and design.  An integration test plan is created in this phase as well in order to test the pieces of the software systems ability to work together. The low-level design phase is where the actual software components are designed, and unit tests are created in this phase as well. The implementation phase is, again, where all coding takes place.  Once coding is complete, the path of execution continues up the right side of the V where the test plans developed earlier are now put to use. V-Shaped Life Cycle Model.

Advantages

  • Simple and easy to use
  • Each phase has specific deliverables
  • Excellent choice for systems requiring high reliability – hospital patient control applications
  • All requirements are known up-front
  • When it can be modified to handle changing requirements beyond analysis phase
  • Solution and technology are known
Disadvantages

  • Very rigid, like the waterfall model.
  • Little flexibility and adjusting scope is difficult and expensive
  • Software is developed during the implementation phase, so no early prototypes of the software are produced.
  • Model doesn’t provide a clear path for problems found during testing phases.

Sumber : http://prd4testing.blogspot.com